katanya yang aku butuh cuma 2 (dua). psikolog dan tuhan. katanya.
aku semacam bukan aku. ah.
Kamis, 06 Maret 2014
Senin, 10 Februari 2014
kamu...apa kabar kamu? berdebu *ambil kemoceng*
bingung.
aku? apa kabar? masih bernafas. meski berat. baik. setidaknya aku harus yakin aku baik agar aku benar2 menjadi baik bukan? mudah2an aku baik.
aku. masih aku yang...kosong. masih aku yang terombang-ambing dalam ketakutanku sendiri. ketakutan yang aku sendiri tidak mengerti. apa.
banyak takut. jamak. bukan hanya satu. seperti orang tidak punya tuhan saja.
sudah dua kali akhir pekan ini, saya pergi dan pulang hanya dengan membawa penyesalan, "harusnya emang hari ini gk usah kemana-mana". cih. saya lupa klo akhir pekan itu saatnya orang-orang senang-senang, bakar penat. adalah salah saya sendiri saat saya tanpa pikir panjang pergi ke tempat2 tujuan orang2 buang penat. saya lupa bukan saya saja manusia yang pergi ke tempat2 buang penat dengan tujuan demikian. saya ceroboh. dan akhirnya saya harus bertemu mereka yang tidak ingin saya temui. bukan "dia", tapi "mereka". mengerti maksud saya? bukan hanya satu orang, tapi banyak orang.
entah sejak kapan dan sebab apa, saya selalu gelisah saat saya harus berhadapan dengan orang lain. siapapun itu. saya terlalu lama menghilang, terombang-ambing dalam ketidakpastian akan diri saya sendiri, kelaparan, kehausan. terlalu lama yang membuat saya kelu. saya semacam lupa bagaimana harusnya berinteraksi dengan sesama manusia (saya masih manusia kan?). saya tidak tahu saya musti jawab apa saat orang bertanya tentang saya. saya sendiri tidak mengerti, bagaimana saya bisa memberi jawaban?
absurd.
belum lama saya baca sepintas judul sebuah artikel. tentang seseorang yang ditemukan dalam keadaan hidup setelah sekian lama (14 bulan?) hilang terombang-ambing di tengah lautan. entah bagaimana cara dia hidup. entah bagaimana pula cara dia menjaga semangat hidup tetap membara. saya jadi berangan. saya, yang sekian lama juga terombang-ambing dalam lautan angan absurd saya, apa masi bisa kembali ke tempat saya semula dengan selamat masih bernyawa? bagaimana cara saya menemukan kembali semangat untuk hidup dan kembali ke dunia nyata? saya tidak mengenal siapa saya.titik.
bingung.
aku? apa kabar? masih bernafas. meski berat. baik. setidaknya aku harus yakin aku baik agar aku benar2 menjadi baik bukan? mudah2an aku baik.
aku. masih aku yang...kosong. masih aku yang terombang-ambing dalam ketakutanku sendiri. ketakutan yang aku sendiri tidak mengerti. apa.
banyak takut. jamak. bukan hanya satu. seperti orang tidak punya tuhan saja.
sudah dua kali akhir pekan ini, saya pergi dan pulang hanya dengan membawa penyesalan, "harusnya emang hari ini gk usah kemana-mana". cih. saya lupa klo akhir pekan itu saatnya orang-orang senang-senang, bakar penat. adalah salah saya sendiri saat saya tanpa pikir panjang pergi ke tempat2 tujuan orang2 buang penat. saya lupa bukan saya saja manusia yang pergi ke tempat2 buang penat dengan tujuan demikian. saya ceroboh. dan akhirnya saya harus bertemu mereka yang tidak ingin saya temui. bukan "dia", tapi "mereka". mengerti maksud saya? bukan hanya satu orang, tapi banyak orang.
entah sejak kapan dan sebab apa, saya selalu gelisah saat saya harus berhadapan dengan orang lain. siapapun itu. saya terlalu lama menghilang, terombang-ambing dalam ketidakpastian akan diri saya sendiri, kelaparan, kehausan. terlalu lama yang membuat saya kelu. saya semacam lupa bagaimana harusnya berinteraksi dengan sesama manusia (saya masih manusia kan?). saya tidak tahu saya musti jawab apa saat orang bertanya tentang saya. saya sendiri tidak mengerti, bagaimana saya bisa memberi jawaban?
absurd.
belum lama saya baca sepintas judul sebuah artikel. tentang seseorang yang ditemukan dalam keadaan hidup setelah sekian lama (14 bulan?) hilang terombang-ambing di tengah lautan. entah bagaimana cara dia hidup. entah bagaimana pula cara dia menjaga semangat hidup tetap membara. saya jadi berangan. saya, yang sekian lama juga terombang-ambing dalam lautan angan absurd saya, apa masi bisa kembali ke tempat saya semula dengan selamat masih bernyawa? bagaimana cara saya menemukan kembali semangat untuk hidup dan kembali ke dunia nyata? saya tidak mengenal siapa saya.titik.
Senin, 26 November 2012
보고싶다
Azka,kurus sekali kamu nak..sakit rasanya liat kamu tinggal tulang dan gigi begitu,gigipun rontok juga. Cah bagus cah pinter cah manut,kangen aku sama kamu..apa kamu tau penyesalan terbesar mumu nak??for not being able to be the best friend for you,for not being able patiently listen to all of your story,for not being able to control my temper,maaf ya nak..
Kamu suka cerita,walaupun mumu selalu berusaha mendengarkan semua cerita kamu tapi sering mumu lepas kendali dan suara meninggi..maaf nak
Sakiiiiiiitttttt sekali rasanya setiap kali kamu dibilang nakal..mumu takut kamu tumbuh dengan mindset bahwa kamu nakal,tidak sayang,kamu tidak nakal,kamu anak pintar yang selalu ingin tau dengan energi yang luar biasa gak ada habisnya,kalo ada yang salah kamilah para orang dewasa yang salah yang tidak bisa meluangkan cukup waktu untuk menjawab keingintauan kamu,yang tidak bisa membesarkan hati untuk bersabar menjawab semua pertanyaan kamu,saat kami marah sebenarnya itu hanya karna kami sendiri tidak tau jawaban dari pertanyaan kamu,maaf ya nak
Ahhhhhh kangen azka
Kamu suka cerita,walaupun mumu selalu berusaha mendengarkan semua cerita kamu tapi sering mumu lepas kendali dan suara meninggi..maaf nak
Sakiiiiiiitttttt sekali rasanya setiap kali kamu dibilang nakal..mumu takut kamu tumbuh dengan mindset bahwa kamu nakal,tidak sayang,kamu tidak nakal,kamu anak pintar yang selalu ingin tau dengan energi yang luar biasa gak ada habisnya,kalo ada yang salah kamilah para orang dewasa yang salah yang tidak bisa meluangkan cukup waktu untuk menjawab keingintauan kamu,yang tidak bisa membesarkan hati untuk bersabar menjawab semua pertanyaan kamu,saat kami marah sebenarnya itu hanya karna kami sendiri tidak tau jawaban dari pertanyaan kamu,maaf ya nak
Ahhhhhh kangen azka
Ada karna terbawa?ada karna dipelajari?
Tiba tiba kepikiran Azka Aini Nurin Najma. Azka itu banyak tingkahnya ya..adaaaaa aja lah pokoknya,yang jahilin adeknya yang ini yang itu,macem macem lah pokoknya. Dan dengan semua itu dia dibilang lagi cari perhatian. Biasa katanya anak umur segitu udah ngerti yang namanya cemburu. Cemburu sama adeknya. Ada yang bilang karna kaget perhatian orang orang disekitarnya,yang tadinya cuman buat dia,kemudian dibagi ke adeknya.
Mmm...jadi kepikiran aja,sebenernya rasa cemburu,iri,dan sejenisnya itu terekspresikan karena pada dasarnya manusia memang diciptakan dengan rasa demikian,walaupun dengan kadar yang berbeda,atau rasa itu timbul karena dipelajari? Maksudnya gini loh, macam takut akan hantu, saya pribadi berpendapat bahwa rasa takut hantu itu ada karena dipelajari. Gini deh, kalau anak kecil dari awal gak pernah diberitahu perihal hantu bahwasanya hantu itu menakutkan menyeramkan begini begitu,apa mereka bakal takut? Contoh kasusnya begini, saya mengamati tumbuh kembang Azkaku ini,ada saat dimana dia rewel gak mau berhenti menangis,gak mau tidur,dll,bapak saya mencoba menenangkan Azkaku ini dengan selalu bilang "ssttt...cogoliowoswos (setan versi bapak saya) sukanya sama anak kecil yang rewel yang gak mau tidur loh,nanti kamu dibawa pergi gimana?mau?makanya jangan nangis lagi biar gak dibawa pergi,udah diem bobok aja", semacam itulah. Nah dari situ saya mulai mikir bahwa kita yakin bahwa hantu itu serem menakutkan itu adalah dari proses belajar dengan media suara,audio -gak ngerti istilah kerennya-. Bahwa rasa takut itu muncul karena dipelajari. Coba kalau kita gak pernah mendoktrin anak kecil bahwa hantu itu menakutkan,apakah saat mendengar kata hantu anak anak itu akan takut? Atau apakah mereka tau hantu itu seperti apa wujudnya?
Nah untuk kasus yang "cemburu" itu tadi,apakah rasa itu ada karena dipelajari macam rasa takut tadi atau rasa itu memang ada dan melekat pada manusia?manusiawi?
Saya punya ponakan sebut saja Abang dan Adek. Abang ini macam Azkaku,energinya gk ada habisnya,dan cowok banget,sedangkan adeknya itu cewek banget. Suatu ketika saya sedang bermain dengan adeknya,tanpa saya sadari ternyata si abang diam memperhatikan saya main salon2an sama adeknya,tiba tiba si abang mendekat. Dan tiba tiba juga si abang bertanya,"Kenapa si Wa Mumu sama yang lain suka maen sama adek bukan sama Abang?". Oh...saya kaget. Saya tidak pernah menyangka bahwa anak seumur dia (waktu itu 6 tahun) ternyata begitu memperhatikan tingkah laku orang orang yang ada di sekitarnya dan bahkan menilainya. Disitu saya baru menyadari bahwa mungkin cara saya dan orang dewasa di sekitar ponakan ponakan saya itu dalam memberikan perhatian pada mereka adalah masih jauh dari baik. Seorang anak seharusnya tidak boleh kita biarkan merasa diperlakukan berbeda dengan anak yang lain,menurut saya pribadi.
Ah entahlah,gak ngerti...
Mmm...jadi kepikiran aja,sebenernya rasa cemburu,iri,dan sejenisnya itu terekspresikan karena pada dasarnya manusia memang diciptakan dengan rasa demikian,walaupun dengan kadar yang berbeda,atau rasa itu timbul karena dipelajari? Maksudnya gini loh, macam takut akan hantu, saya pribadi berpendapat bahwa rasa takut hantu itu ada karena dipelajari. Gini deh, kalau anak kecil dari awal gak pernah diberitahu perihal hantu bahwasanya hantu itu menakutkan menyeramkan begini begitu,apa mereka bakal takut? Contoh kasusnya begini, saya mengamati tumbuh kembang Azkaku ini,ada saat dimana dia rewel gak mau berhenti menangis,gak mau tidur,dll,bapak saya mencoba menenangkan Azkaku ini dengan selalu bilang "ssttt...cogoliowoswos (setan versi bapak saya) sukanya sama anak kecil yang rewel yang gak mau tidur loh,nanti kamu dibawa pergi gimana?mau?makanya jangan nangis lagi biar gak dibawa pergi,udah diem bobok aja", semacam itulah. Nah dari situ saya mulai mikir bahwa kita yakin bahwa hantu itu serem menakutkan itu adalah dari proses belajar dengan media suara,audio -gak ngerti istilah kerennya-. Bahwa rasa takut itu muncul karena dipelajari. Coba kalau kita gak pernah mendoktrin anak kecil bahwa hantu itu menakutkan,apakah saat mendengar kata hantu anak anak itu akan takut? Atau apakah mereka tau hantu itu seperti apa wujudnya?
Nah untuk kasus yang "cemburu" itu tadi,apakah rasa itu ada karena dipelajari macam rasa takut tadi atau rasa itu memang ada dan melekat pada manusia?manusiawi?
Saya punya ponakan sebut saja Abang dan Adek. Abang ini macam Azkaku,energinya gk ada habisnya,dan cowok banget,sedangkan adeknya itu cewek banget. Suatu ketika saya sedang bermain dengan adeknya,tanpa saya sadari ternyata si abang diam memperhatikan saya main salon2an sama adeknya,tiba tiba si abang mendekat. Dan tiba tiba juga si abang bertanya,"Kenapa si Wa Mumu sama yang lain suka maen sama adek bukan sama Abang?". Oh...saya kaget. Saya tidak pernah menyangka bahwa anak seumur dia (waktu itu 6 tahun) ternyata begitu memperhatikan tingkah laku orang orang yang ada di sekitarnya dan bahkan menilainya. Disitu saya baru menyadari bahwa mungkin cara saya dan orang dewasa di sekitar ponakan ponakan saya itu dalam memberikan perhatian pada mereka adalah masih jauh dari baik. Seorang anak seharusnya tidak boleh kita biarkan merasa diperlakukan berbeda dengan anak yang lain,menurut saya pribadi.
Ah entahlah,gak ngerti...
Rabu, 14 November 2012
Sabtu, 19 Mei 2012
apapun
Ummu itu gk boleh banget ditelpon ditanyain mau pulang ato enggak..karna walopun dia bilang belom tau mau pulang ato enggak, endingnya pasti dia pulang juga. Gk boleh bgt denger kata pulang. Cih.
Sebenernya dirumah juga tidak banyak yang bisa si kolokan itu lakuin. Paling juga cuma tidur makan minum nonton tivi maen sama ponakan2 ngomel2. Tapi yah kok si Ummu ini sering diminta pulang juga sih? Gk ada gunanya juga sebenernya kan anak ini. Cobalah, kemaren padahal sudah berjanji mau bikin guling pas dirumah, paling enggak jadi dua guling, tapinya yah tapinya sampai sekarang (malam terakhir sebelum balik ke Depok), si Ummu yah, sehelai benang aja belom dipegang. Kan, yang namanya Ummu itu emang sukanya ingkar janji2nya sendiri. Suka langgar omongannya dewek. Gk pantes jadi wakil rakyat. Gk cocok pegang amanah. Cih. Macem mau nyalon gubernur aja.
Ummu, kenapa sih susah banget kamu pegang janji, gk usahlah janji ke orang lain, ini janji ke diri kamu sendiri kamu langgar terus. Malu ih harusnya kamu malu. Malu sama diri sendiri harusnya. Malu lah bahkan untuk sekedar ngaca. Ih malu ih. Apa udah putus urat malunya? Katanya mau mulai manjat lagi? Mana? Udah bersedia jadi PJ Latihan tapinya mana? Dateng aja enggak, bangun pagi buat joging aja susahnyaaaaaaa ih. Najis.
Sebenernya dirumah juga tidak banyak yang bisa si kolokan itu lakuin. Paling juga cuma tidur makan minum nonton tivi maen sama ponakan2 ngomel2. Tapi yah kok si Ummu ini sering diminta pulang juga sih? Gk ada gunanya juga sebenernya kan anak ini. Cobalah, kemaren padahal sudah berjanji mau bikin guling pas dirumah, paling enggak jadi dua guling, tapinya yah tapinya sampai sekarang (malam terakhir sebelum balik ke Depok), si Ummu yah, sehelai benang aja belom dipegang. Kan, yang namanya Ummu itu emang sukanya ingkar janji2nya sendiri. Suka langgar omongannya dewek. Gk pantes jadi wakil rakyat. Gk cocok pegang amanah. Cih. Macem mau nyalon gubernur aja.
Ummu, kenapa sih susah banget kamu pegang janji, gk usahlah janji ke orang lain, ini janji ke diri kamu sendiri kamu langgar terus. Malu ih harusnya kamu malu. Malu sama diri sendiri harusnya. Malu lah bahkan untuk sekedar ngaca. Ih malu ih. Apa udah putus urat malunya? Katanya mau mulai manjat lagi? Mana? Udah bersedia jadi PJ Latihan tapinya mana? Dateng aja enggak, bangun pagi buat joging aja susahnyaaaaaaa ih. Najis.
Senin, 14 Mei 2012
Kapan-kapan
Rekor. Ummu 4 hari terakhir mantengin tivi dan ajaib, bukan nonton sinetron tapi berita. Biasanya nyari gosip..
Beritanya berita pesawat jatuh, si Ummu sedih liat keluarga yang ditinggal, gk sadar dia ikut nangis. si Ummu terus mikir, gimana kalo dia yang dalam posisi ilang (na'udzubillah), apa kabar emak bapaknya? emaknya Ummu ini ditinggal abangnya Ummu sekolah jauh aja nangisnya berhari-hari gak mandeg-mandeg, apalagi kalo..ah..Ummu gak berani bayangin.
Pesawatnya jatuh di G. Salak. Ummu memang belum pernah menjamah G Salak, tapi kalo liat peta konturnya rapat, macamnya medannya luar biasa lah. Salut buat semua rescuer yang luar biasa. Semoga proses evakuasi berjalan lancar, semua yang terlibat diberi kekuatan, keselamatan. Diantara para rescuer itu ada anak Mapala UI yang ikut juga, beberapa Ummu kenal tapi banyakan yang Ummu gak kenal, maklum, si Ummu itu kan susah gaul, di Mapala aja temennya gak ada, sok2 kenal aja, Ummu kan aneh orangnya. Cih. Orang aneh.
Nah, ceritanya begini, melihat G Salak ini si Ummu tiba-tiba kangen pengen naek gunung lagi padahal terakhir naek gunung November 2009 si Ummu ini janji sama dirinya sendiri kalo dia gak akan pernah naek gunung lagi, capek katanya. Aneh. Tau capek mah dari awal gak usah sok2 ikut-ikutan recruitment Mapala lah. Aneh. G Salak ini sebenernya si Ummu pernah hampir menjamah, dulu pas simulasi perjalanan panjang atau latihan SAR ya? dia lupa. Tapi dulu memang pernah hampir masuk G Salak ini, udah packing malem sebelum berangkat, tiba-tiba destinasi perjalanan diganti jadi ke gunung mana ya??? yang ini nih ceritanya. Batal lah penjamahan si G Salak ini. Dari yang Ummu denger si katanya kawasan Halimun-Salak ini kental mistis nya. Legenda Prabu Siliwangi yang menjelma jadi macan putih,dsb. Halimun sendiri bukan kabut ya artinya??? abaikan. Katanya kan kemaren sempet ada wartawan media cetak yang awalnya berangkat buat nge-SAR tapi ternyata malah nyasar kan ya??? Bagi yang percaya mistis macam si Ummu ini, hal-hal macam itu memang bisa saja terjadi. Ummu sendiri katanya pernah ngalamin yang bau-bau mistis gitu digunung. Jadi masih perjalanan yang ini. Jadi pas perjalanan turun, katanya karena si Ummu ini gerah dicengin melulu sama si mentor, si Ummu milih jalan duluan di barisan depan tim besar. Waktu itu senja (menjelang maghrib sepertinya), gerimis, vegetasi rapat, jalan satu-satu, jalanan tanah licin, jadi musti jalan cepet biar gak kepeleset dan musti jaga jarak aman sama temen di depan dan di belakangnya biar gak nabrak ato ditabrak karna di tempat itu kalo kesenggol dan jatuh bisa ngegelinding ke bawah gak tau kemana, mungkin bakal nyampe jurang. Nah, dalam kondisi seperti itu Ummu selalu bilang sama dirinya sendiri kalo dia gak boleh bengong, pikiran gak boleh kosong, harus selalu fokus perhatiin jalan+temen di depannya+temen di belakangnya. Nah, tau-tau si Ummu ini kaget ada yang manggil dia, suaranya mentor F yang ternyata berada tidak seberapa jauh di belakang Ummu, yang walaupun si Ummu gak liat si mentor waktu itu tapi itu jelas suara si mentor F yang sepanjang perjalanan tadi hobi banget ngecengin si Ummu, manggil-manggil Ummu nanyain kenapa Ummu belok ke kanan masuk ke semak-semak padahal jalan yang sudah dibuka itu harusnya lurus. Ummu bengong. Padahal sesaat tadi rasanya Ummu memang benar melihat jalan disebelah kanan itu, tapi begitu Ummu balik ke jalur sebenarnya ternyata memang benar yang barusan Ummu lewatin itu semak rapat, salah jalan. Tapi kenapa Ummu bisa belok kesitu? Apa yang tadi Ummu lihat itu salah? siapa yang tau. Mungkin tadi pikiran Ummu sempat kosong sesaat tapi yang sesaat itu langsung kesamber. Kalau saja si mentor F yang rese itu gak manggil Ummu, entah ada dimana Ummu sekarang. Terima kasih mentor F rese.
Sungguh. Walaupun pernah bilang gak akan pernah naek gunung karna capek, tapi ternyata ngangenin loh. Kangen ngeluhnya. Ngeluh karna jalurnya nanjak sampe musti merangkak-merangkak bawa carrier 25 kg, pengen nagis gara-gara musti manjat akar pohon-pohon gede di pinggir jurang lagi-lagi dengan carrier 25 kg dipunggung, pengen nonjok orang gara-gara semaleman tidur sambil ngiket badan ke pohon biar gak jatuh pas tidur karna gak nemu tempat rest yang datar pas hari udah gelap dan mustahil untuk melanjutkan perjalanan padahal ternyata pas jalan besok paginya ada nemu tempat datar yang bahkan cukup buat diriin dua tenda hanya berjarak beberapa menit jalan dari tempat rest semalem, ngeluh karna gak bisa pup berhari-hari, ngeluh karna gak bisa ngenet berhari-hari, ngeluh karna gak doyan makan, ngeluh karna makanan cepet banget dingin padahal baru dimasak, ngeluh karna malu diketawain gara-gara jatuh ngegelinding ke selokan di Mandalawangi gara-gara terlalu semangat lari. Cih. Menyebalkan tapi ngangenin. Kapan naek gunung lagi? Kapan jadi Ummu yang kuat lagi? Kapan jadi Ummu yang suka ngeluh tapi tetep dijalanin lagi? Kapan?
Langganan:
Postingan (Atom)